Gema Habsyian di Malam Turunnya al-Quran

MMU B-06 Sumberpandan
  R.KH. Fakhrillah Aschal dan beberapa kiai yang lain ketika membaca shalawat Nabi Saw. ~Doc: Tajul

SUMBERPANDAN - (17/9/1436) Memperingati malam turunnya al-Quran adalah sebuah event penting yang harus terus dilestarikan. Sebab betapa penting dan tingginya posisi kalam ilahi tersebut dalam Islam.

Sumberpandan adalah satu dusun kecil yang terletak di desa terpencil Alaskokon secara rutin tiap tahun menghelat peringatan malam turunnya al-Quran yang kini sudah yang ke 31 kalinya digelar di sana. Terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan 1405 H yang bertepatan pada tanggal 6 Juni 1985 masehi.

Pencetus pertama kali acara untuk memperingati turunnya 5 ayat pertama surat al-Alaq ini adalah almarhum wal maghfurlah KH. Syaikh Abdullah Schal, Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Cholil Demangan Barat Bangkalan yang ditindak lanjuti oleh sesepuh Sumberpandan yang kala itu ada almaghfurlah KH. Adnan Sya'roni dan almaghfurlah Kiai Anwar Sya'roni, kakak beradik yang cukup dekat dengan Kiai Abdullah Schal.

Sejak Kiai karismatik pulau garam itu wafat, estafet dakwah beliau melalui peringatan Nuzulul Quran di Sumberpandan dilanjuti oleh putra beliau, R.KH. Fakhrillah Aschal hingga detik ini.

Tadi malam alhamdulillah untuk ke 31 kalinya peringatan Nuzulul Quran yang dikemas dalam acara Tawajuh dan Dzikir Bersama Ala Thariqah Asy-Syadziliyah sukses digelar. Undangan yang hadir dalam acara tersebut cukup membludak. Selain dari masyarakat sekitar Sumberpandan sendiri, acara yang berlangsung sekitar 4 jam itu dihadiri juga dari masayarakat berbagai kecamatan, terlebih dihadiri juga oleh para pecinta Shaikh Fakhri yang tergabung dalam organisasi Fakher's Mania.

Pra acara yang dihelat di halaman Madrasah Miftahul Ulum 06 itu diisi dengan pembacaan Maulid al-Habsyi oleh Jamiyah Ahbabul Musthofa Bangkalan setelah mereka melaksanakan salat Tarawih berjamaah di masjid Taqwimuddin.

Usai pembacaan maulid al-Habsyi, Ust. H. Jumhari, selaku moderator acara memulai acara dengan pembacaan surat al-Fatihah yang dipimpin oleh Kiai Yahya Tanahmerah dan dilanjuti dengan sambutan atas nama pengurus dan shahibul bait yang disampaikan oleh KH. Abdul Hannan Nawawi. Dalam sambutannya beliau banyak memaparkan banyak hal, mulai dari tentang kronologi dihelatnya acara tawajjuh hingga hukum yang berhubungan dengan pembacaan shalawat al-Habsyi yang diiringi dengan suara terbang.

Setelah sambutan selesai dilanjuti dengan acara inti yaitu ceramah agama oleh Habib Muhammad bin Abu Bakar al-Muhdlor. Habib asal Pasuruan ini banyak mengupas tentang hal yang berkaitan dengan puasa Ramadlan.

Usai ceramah, acara yang dinanti-nantikan para Fakher's Mania pun telah tiba, apalagi kalau bukan pembacaan shalawat al-Habsyi yang akan dilantunkan oleh fans berat mereka, R.KH. Fakhrillah Aschal.

Ketika Kiai yang biasa disapa Kiai Fakhri ini memasuki lokasi acara, beliau disambut dengan pembacaan lagu Fakher's Mania yang dibaca oleh seluruh undangan yang ada.

"Kami ini Fakher's Mania.. Kami pecinta Kiai Fakhri.. Di manapun beliau ada.. Di situ kami ada.. Karena kami Fakher's Mania.." sekelumit cuplikan lagu Fakher's Mania yang dihafal hampir oleh semua undangan yang hadir kala itu.

  Dekorasi Nuzulul Quran Ke 1449 (31) karya kakak beradik, Tajuz Zuhud dan Zahiruddin. ~Doc: Zamroni

Banyak lagu yang dilantunkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Cholil ini. Mulai dari Ramadhan Karim, Ummi, Bi Syaichona Cholil, Ya Asyiqal Musthofa dan banyak lagi lainnya. Tidak hanya itu, dalam acara yang dihelat di kediaman peracik aplikasi Fakher's Mania itu setiap Kiai Fakhri melantunkan lagu, di panggung utama disediakan dua layar monitor yang menampilkan lirik lagu yang sedang dibaca. Layar tersebut dihandel melalui remote kontrol smartphonenya.

Seperti di tempat-tempat lain, setiap kegiatan habsyian Kiai Fakhri mengadakan kuis untuk menguji para hadirin. Baik yang berhubungan dengan ilmiah agama maupun seputar lagu-lagu Ahbabul Musthofa. Kali ini beliau menantang para Fakher's Mania untuk membacakan lirik lagu yang berjudul Ajaran Walisongo yang bahasa jawa, bagi penantang yang berhasil maka oleh beliau akan diberi hadiah surban yang sedang beliau pakai.

Beberapa menit ditunggu, namun tidak ada satu pun yang berani unjuk gigi. Mungkin malu atau memang kebanyakan dari mereka tidak hafal yang lirik jawa. Akhirnya surban milik Kiai Fakhri gagal diraih para Fakher's Mania.

Acara yang digelar di kediaman desainer logo Fakher's Mania itu diakhiri dengan pembacaan syaraful anam ala al-Habsyi yang dilanjuti dengan pembacaan doa barokah oleh R.KH. Fakhrillah Aschal.

Telah dibaca kali

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.